Dalam pengertiannya, ‘Tarawih’ bentuk jamak dari ‘Tarwihah’ yang dalam bahasa Arab artinya istirahat sekali.
Dinamakan demikian karena dahulu para sahabat Rasulullah ketika salat tarawih mereka memanjangkan berdiri, rukuk, dan sujudnya dengan diselingi istirahat setiap dua rakaat sekali. Ada pula yang setiap empat rakaat sekali.
Salat tarawih juga disebut salat qiyamul lail yang disunnahkan dikerjakan setiap malam dengan tujuan menghidupkan malam-malam Ramadan. Di malam ke-16 Ramadan, Imam Hasbi juga menambah gerakan sujud tilawah dalam salat sunnah tarawih.
Sujud tilawah diartikan sebagai sujud yang dikerjakan karena membaca atau mendengar bacaan ayat-ayat sajdah di dalam maupun di luar sholat.
Ayat sajdah merupakan ayat-ayat tertentu yang ada di dalam Alquran yang apabila dibaca atau didengar, maka disunahkan untuk melaksanakan sujud tilawah.
”Ayat-ayat yang dianjurkan sujud tilawah tidak sembarang ayat. Dalam mazhab Imam Syafi’i, terdapat 14 ayat-ayat tertentu yang apabila sampai dibacakan dan didengarkan dianjurkan sujud tilawah baik saat dalam salat ataupun diluar salat. Dimulai dari malam ke-9 Ramadan dalam juz 9 ayat 206 Surah Al Araf saya menuntun jemaah melaksanakan sujud tilawah,” katanya.
Kemudian, di malam ke-13 Juz 13 ayat 15 Surah Ar Ra’d, di malam ke-14 Ramadan Juz 14 ayat 50 Surah An Nahl, di malam ke-15 Ramadan ayat 109 Surah Al Isra, di malam ke-16 Ramadan ayat 58 Surah Maryam, di malam ke-17 Ramadan ayat 18 dan 77 Surah Al Hajj, di malam ke-19 Ramadan ayat 60 Surah Al Furqon.
Selanjutnya, di malam ke-20 Ramadan ayat 26 Surah An Naml, di malam ke-21 Ramadan ayat 15 Surah As Sajdah, di malam ke-24 Ramadan ayat 38 Surah Fussilat, di malam ke-27 Ramadan ayat 62 Surah Najm, di malam ke-28 ayat 21 Al Insyiqaq dan terakhir di malam ke-29 ayat 19 Al Alaq.
”Khataman Alquran dalam salat tarawih hanya sampai malam ke-29. Karena, standar Quran Mekkah 1 juz berjumlah 10 lembar, khusus di malam ke-19 dan 20 ditambah selembar sehingga di malam ke-29 Ramadan sudah khatam,” kata Hasbi.
