Titik Panas Selalu Terpantau di Samuda, Ternyata Ini Penyebabnya

kepala bpbd kotim
Kepala BPBD Kotim Rihel

SAMPIT, RadarSampit.com – Memasuki Agustus, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mulai persiapan dalam menghadapi kemarau yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan.

”Sesuai dengan instruksi Bupati Kotim, kami harus siap-siap. Mungkin kami adakan rapat, kemudian untuk menentukan status, kalau sesuai permintaan Gubernur yang terbaru, bahwa kami harus segera siaga dalam rangka menghadapi Agustus yang kemungkinan besar kemarau,” kata Kepala BPBD Kotim Rihel, Selasa (9/8).

Bacaan Lainnya

Langkah yang dilakukan, lanjutnya, adalah perusahaan lebih awal, sehingga dengan adanya siaga tersebut, pihaknya bisa juga melaksanakan kegiatan sosialisasi, edukasi, dan pemberitahuan kepada masyarakat.

”Dengan ada kegiatan itu, minimal mengurangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” ujarnya.

Rihel menuturkan, beberapa hari ini ada dua titik panas yang terdeteksi. Satu titik di daerah Samuda dan satu titik lagi di Kecamatan Cempaga. Namun, Rihel menduga titik panas yang terdeteksi di Samuda berasal dari pembakaran serabut kelapa. Sebab, posisinya di pinggir jalan.

Baca Juga :  Ini Syarat Penting Pendonor Plasma Konvalesen

”Kalau yang di Cempaga kemungkinan lahan, karena sekitar sepuluh meter dari pinggir jalan. Kalau di Samuda persis di pinggir jalan biasanya itu adalah sabut kelapa dan itu berulang-ulang setiap tahun pasti ada,” ujarnya.

Untuk penyelenggaraan apel gabungan yang melibatkan sejumlah instansi terkait, menurut Rihel, akan diadakan otomatis setelah penetapan status. Tujuannya untuk persiapan secara keseluruhan.

Wilayah dalam kota seperti Kecamatan Baamang dan Ketapang, dinilai berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, Kotim wilayah selatan dan wilayah utara.

”Wilayah selatan itu tipikalnya gambut, kalau wilayah utara mineral. Jadi, kalau tipikal mineral, selesai kebakaran langsung habis, tapi kalau wilayah selatan atau sebagian yang di wilayah utara ada gambut,  proses pemadamannya membutuhkan waktu agak lama. Satu meter kubik membutuhkan air minimal sebanyak 400 liter,” jelasnya.



Pos terkait