WASPADA!!! Puncak Omicron Diprediksi Akhir Februari Nanti

Kementerian Kesehatan memprediksi puncak kasus Covid-19 varian omicron bisa lima kali kasus Covid-19 varian delta
Ilustrasi. (BAGUS/JAWA POS)

Yang dikhawatirkannya adalah lansia. Sebab, 60 persen pasien yang terpapar omicron merupakan lansia. Di sisi lain angka vaksinasi lansia di beberapa daerah masih rendah. Untuk itu, Budi mendorong pemerintah daerah gencar vaksin lansia.

Vaksinasi menjadi salah satu senjata yang diandalkan pemerintah. Sejauh ini dari penelitian serologi yang dilakukan Universitas Indonesia bersama Kementerian Kesehatan menemukan 86,6 persen rakyat Indonesia sudah memiliki antibody. ”Artinya tubuh kita mengenali kalau ada virus ini masuk dan melawannya. Sehingga kecil fatality-nya,” ucap Budi.

Bacaan Lainnya

Wakil Presiden Ma’ruf Amin merespon peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia beberapa hari terakhir. ’’Kita memang sudah memperkirakan bahwa memang Februari dan awal Maret itu akan terjadi peningkatan, melihat Omicron di seluruh dunia,’’ tuturnya saat kunjungan kerja di Kota Tangerang kemarin (27/1).

Meskipun begitu Ma’ruf menekankan bahwa pemerintah sudah mengantisipasinya. Sehingga kenaikan kasus Covid-19, khususnya varian Omicron, tidak eksponensial seperti di negara-negara lainnya. Diantara upayanya adalah pengetatan kembali penerapan protokol kesehatan, peningkatan tes dan telusur, serta percepatan vaksinasi Covid-19.

Baca Juga :  Antisipasi Kejahatan selama Penerapan PPKM

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menuturkan varian Omicron saat ini sudah menjadi tren global dan kasusnya masih terus tinggi. Untuk itu upaya antisipasi lainnya dari pemerintah adalah menerapkan karantina yang ketat untuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Kepada setiap PPLN, dilakukan pemeriksaan yang ketat dan karantina.

Ma’ruf menegaskan tidak ada dispensasi karantina bagi para PPLN. Harapannya kasus Covid-19 di Indonesia tidak melonjak seperti di Inggris, Amerika, India, dan Malaysia.

Ma’ruf lantas menyinggung tentang pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Seperti diketahui jumlah sekolah yang ditutup di DKI Jakarta akibat siswanya posisit Covid-19 semakin bertambah. Dari sebelumnya 41 unit sekolah, naik menjadi sekitar 90 unit sekolah hanya dalam beberapa hari.



Pos terkait