Pengawas CV Angkasa Raya Satri mengatakan, pembangunan RTH memerlukan tersebut sebanyak 331 rit tanah uruk. Hal itu dikarenakan kondisi tanah pemda yang begitu rendah daripada Jalan Tidar.
”Sekelilingnya dibangun siring. Di bagian depan akan dipasang paping, tengah, dan belakang akan ditanami pohon ulin, meranti dan pohon-pohon lainnya. Ada juga gazebo di tengah, jalur khusus pejalan kaki yang dibuat berkelok dan perbaikan area bermain anak di belakang,” kata Satri.
Satri mengatakan, pekerjaan dimulai 13 Oktober 2022, karena sambil menunggu material datang. Pihaknya dituntut cepat menyelesaikan pekerjaan sampai 26 Desember.
Menurut Satri, material batu belah cukup sulit didapat. ”Menunggunya lama. Kami dapat pemesanan di Pelantaran,” ujarnya.
Di samping itu, cuaca membuat pekerjaan cukup terganggu. ”Kendalanya saat hujan. Saat pemasangan batu belah memerlukan kerapian dan ketelitian. Saat hujan deras, pekerja berteduh, tidak bisa dipaksa dilanjutkan. Semennya tidak maksimal merekat,” ujarnya.
Setelah pemasangan batu belah selesai, dalam sebulan terakhir pihaknya telah mengurangi pekerja menjadi 2-3 grup. “Pekerjanya dikurangi menyesuaikan kerumitan pekerjaan. Sudah tiga minggu terakhir ini pekerjanya yang bertugas ada sekitar 15 orang, kurang lebih separuh pekerja dikurangi, karena pembangunan siring dan pemasangan batu belah sudah selesai,” katanya, seraya menambahkan pihaknya harus lembur sampai malam agar pekerjaan selesai tepat waktu. (hgn/ign)