Manfaat Salat Tarawih dalam Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

dokter
dr. Afid Brilliana Putra

Oleh: dr. Afid Brilliana Putra

Selama bulan Ramadan, mayoritas umat Islam yang sedang berpuasa berupaya untuk menghemat energi dengan menurunkan beban aktivitas harian.

Bacaan Lainnya

Bahkan sebagian dari kita sering lebih memilih tidur karena yakin bahwa tidur selama bulan puasa bernilai ibadah. Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah merekomendasikan setiap orang untuk beraktivitas fisik minimal 150 menit dalam seminggu atau setara 30 menit/hari selama 5 hari.

Tujuannya adalah mengurangi kebiasaan sedenter atau mager (malas gerak) yang berisiko meningkatkan masalah jantung, kencing manis, gangguan kesehatan jiwa, kognitif, gangguan tidur, dan risiko kegemukan.

Aktivitas fisik yang dianjurkan oleh WHO adalah ringan hingga sedang, misalnya jalan kaki minimal 1000 langkah, jogging, bersepeda, berenang, mencuci, menyapu, dan naik turun tangga.

Namun, apakah kita mampu melakukan itu dalam keadaan berpuasa? Seperti pada Penelitian oleh Shaltout dan Ibrahim yang melarang aktivitas fisik selama berpuasa dan menganjurkannya dilakukan setelah berbuka puasa.

Baca Juga :  Pendayagunaan Amdal Dalam Pengendalian Lingkungan Hidup Menurut UU Ciptakerja (10-habis)

Menariknya, terjadi paradoks fiqih selama Ramadan. Pada pagi-sore hari, umat Islam diminta untuk menahan diri dengan berpuasa.

Tetapi pada malam hari, justru terjadi penambahan kegiatan ibadah, mulai dari tarawih, witir, iktikaf, tadarus, dan tahajud.

Bahkan variasi jumlah rakat tarawih juga menunjukkan keragaman intensitas, antara yang sedikit 8 rakaat hingga yang banyak 20 rakaat.

Situasi tersebut menunjukkan, bahwa mengerjakan tarawih dan ibadah sunah lainnya secara rutin sepanjang Ramadhan, dapat menjadi alternatif aktivitas fisik.

Namun, penelitian oleh Karamat menyebutkan bahwa salat tarawih dapat menjadi aktivitas fisik berat yang dapat mengakibatkan dehidrasi dan peningkatan risiko hipoglikemia.

Karena salat tarawih dianggap sebagai program aktivitas fisik harian, maka jemaah dianjurkan memantau kadar gula darah, mengonsumsi cukup karbohidrat saat berbuka puasa, dan minum air putih yang cukup sebelum shalat.

Aktivitas tarawih diketahui juga membawa manfaat bagi jemaah yang memiliki kencing manis, karena dapat memperbaiki kontrol gula darah melalui regulasi sensitivitas insulin.



Pos terkait