Siklus Panen di Peternakan Segera Normal, Harga Ayam Diprediksi Turun Pekan Depan

peternak ayam potong
PETERNAK LOKAL : Peternak lokal di Kota Sampit menunjukkan ayam broiler yang masih berumur lima hari belum siap panen di kandang Jalan Sawit Raya Ujung, Sabtu (3/6). (Heny/Radar Sampit)

“Ayam yang di sini (Kandang Jalan Sawit Raya) masih berumur lima hari, kandang-kandang lain sudah panen, stoknya tinggal 10.000 ekor yang ada di kandang di Bagendang. Karena stoknya menipis, sehari dipanen 2.000-3.000 ekor per hari untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar selama sepekan ke depan. Estimasi saya untuk seluruh kandang milik peternak lain yang siap pasok ke pasar hanya sekitar 6.000-7.000 ekor per hari, jadi masih kurang dibandingkan kebutuhan pasar yang mencapai 15.000 ekor per hari,” kata pria yang juga menjadi petugas penyuluh lapangan yang bertanggungjawab terhadap 50.000 ekor (1 populasi ayam) di Kota Sampit.

Meski demikian, pasokan ayam potong yang dijual oleh pedagang di Pasar Tradisional Kota Sampit dan sejumlah kabupaten di wilayah Kalteng tak hanya didatangkan dari peternak lokal, tetapi juga dari Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  Ketika Bencana Ganda Melanda Kotim

“Harga pengambilan ayam dari peternak asal Batulicin itu selisihnya sedikit lebih murah dibandingkan harga dari peternak lokal. Dari tahun 2022-April 2023 harga ayam potong di tingkat peternak lokal berkisar Rp 20-21 ribu per kg dan saat ini harganya naik Rp 23 ribu per kg. Harga ini memang lebih mahal dibandingkan harga ayam dari Banjarmasin,” ujarnya.

Kenaikan harga ayam di pasaran justru memberikan keuntungan bagi para peternak lokal. Pasalnya, harga ayam potong mengikuti harga pasar. Pada kondisi normal, harga di tingkat peternak di kisaran Rp 20 ribu – Rp 21 ribu per kg. Saat harga mengalami kenaikan, di tingkat peternak lokal naik Rp 23 ribu per kg.

Untuk perawatan ayam potong broiler memerlukan modal yang tidak sedikit. Peternak harus menyediakan enam karung pakan isi 50 kg seharga Rp 550 ribu, untuk 1.000 ekor ayam. Satu ekor ayam membutuhkan 3 kg pakan dari pembibitan sampai panen. Belum termasuk harga bibit ayam berkisar Rp 7.000-8.000 per ekor.

Baca Juga :  Waspada! Pelaku Teror ’Kacak Nenen’ di Sampit Beraksi Lagi

Mahfuddin menambahkan, persentase mortalitas (kematian) normalnya sekitar 5 persen. Tingkat kematian ayam meningkat saat kondisi cuaca panas dalam beberapa bulan terakhir, dimana suhu udara di Kotim dan sekitarnya berkisar 33-35 derajat celcius.



Pos terkait