Adik-adik Syafi’i siap menyusul dengan jumlah hafalan dari 10 juz hingga 20 juz. Salah satu di antaranya memiliki lisensi sanad bacaan yang sampai ke Rasulullah.
”Kami sebagai orang tua tak henti memotivasi, mengingatkan maupun memberi contoh. Setiap pencapaian yang mereka peroleh akan diusahakan diberi reward,” kata Hafizah.
Anak-anaknya merupakan penerus dan nyawa untuk menjaga kelangsungan, orisinilitas, dan kualitas pondok pesantren yang mereka warisi. Karena itu, fondasi di dalam keluarganya harus lebih kuat terlebih dahulu.
”Jika keluarga adalah akarnya, maka pesantren adalah batangnya. Orang tua dan masyarakat santri akan terinspirasi dan menuai manis buahnya. Dimulai dari lingkup terdekat diri sendiri, keluarga, lalu orang lain,” katanya.
”Begitulah pohon kebaikan akan terus berlanjut menjadi amal jariyah yang tumbuh sambung-menyambung. Berbuah terus-menerus,” ujarnya. (***/ign)