”Sulit mencari ikan kondisi pasang seperti ini. Banyak warga kami bekerja sebagai nelayan. Mencari uang dari hasil menjual ikan,” katanya.
Meski demikian, tak sedikit warga yang memiliki usaha menjual sarang walet. Satu ons sarang walet dihargai Rp 800 ribu-Rp 1 juta. ”Saya akui, saya punya walet di belakang rumah. Setiap dua minggu sekali bisa panen Rp 1,5-2 juta. Hasil itulah yang membuat kami bertahan hidup,” kata pria yang memiliki enam orang anak ini.
Sebagai warga asli Desa Hanjalipan, Ahmad merasa nyaman tinggal di tanah kelahirannya sekarang. Meski banjir tak pernah absen menenggelamkan rumahnya, dia mengaku berat meninggalkan kampung halaman. Meski untuk sekadar pindah ke seberang yang datarannya lebih tinggi.
”Saat ini tidak ada niatan pindah, karena nenek, orang tua saya semua orang asli sini. Saya sudah nyaman tinggal di desa. Walaupun sering banjir, kami sudah terbiasa menghadapinya,” tandasnya. (***/bersambung/ign)