Inspirasi Semangat Berkarya dan Dakwah dari Seorang Tunanetra

Liputan Khas Ramadan 1446 Hijriah (18)

Tunanetra
MENGINSPIRASI: Soni Primawanto yang tunanetra bersama anaknya saat belajar.ANTARA/ HO-DOKUMEN PRIBADI SONI PRIMAWANTO

Di Malang, Soni membuka usaha pijat refleksi. Rupanya jasa memijat yang dimilikinya ini diminati banyak orang. Banyak pelanggan yang memanfaatkan jasanya untuk membuat tubuh jadi segar seusai beraktivitas.

Soni hanya menerima permintaan jasa pijat khusus dari laki-laki. Untuk tarif tak dipatoknya. “Seikhlasnya yang diberikan,” katanya.

Bacaan Lainnya

Kendati hanya memijat yang menjadi mata pencaharian, tak membuat Soni kekurangan. Justru dengan keterampilan yang dimilikinya, ia bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Saat tinggal di Malang, ia pun masih aktif berkomunikasi dengan para guru dan rekan-rekannya di pesantren yang ada di Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri. Hingga kemudian ia mendapatkan kabar gurunya wafat.

Soni memutuskan untuk pulang setelah diberi amanat untuk menjaga pesantren salaf yang ada di Desa Cerme, Kecamatan Grogol tersebut.

Di pesantren itu, dahulu santrinya hingga ratusan orang dari berbagai daerah. Sejak sang kiai wafat, pesantren menjadi sepi. Ia pun diberi amanat menjaganya.

Baca Juga :  Dari Tenggelamnya Kapal Muatan Pupuk di Muara Sungai Mentaya 

Dengan membawa keluarga kecilnya, istri serta anak yang masih usia 10 tahun, ia pun memutuskan untuk ke Kediri, membangun kehidupan baru setelah dari Malang. Menempati bangunan dengan panjang 100 meter dan lebar 60 meter, ia bersukur  merasa tempat itu sudah cukup sebagai lokasi berteduh keluarga kecilnya.

Mengurus pesantren kecil itu, bagi Soni adalah amanat yang luar biasa. Ia pun dengan penuh tanggung jawab terus menghidupkan lagi suasana pesantren yang kental dengan aktivitas mengaji.

Sang istri pun, juga tidak keberatan tinggal di pesantren. Keseharian pasangan ini memang banyak di pesantren, tetapi mereka juga punya rumah pribadi di Desa Jabon, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.

Bangunan yang berusia tua tak membuatnya takut tinggal di pesantren. Justru itu membuatnya merasa tenang.

Fokus Mengaji di Bulan Ramadan

Ramadan adalah bulan yang berkah. Bagi Soni, ia tak ingin kehilangan momentum penuh berkah yang berlangsung satu kali dalam setahun itu.

Selama bulan Ramadan, ia tetap mendedikasikan diri untuk berdakwah dan bekerja. Pekerjaan utamanya di bidang jasa memijat tetap dilakoninya di bulan Ramadan ini.



Pos terkait