Saban hari, ia membuka praktik di rumah mulai jam 07.00 WIB hingga jam 16.00 WIB. Jeda ke waktu Magrib itu dimanfaatkannya untuk istirahat dan persiapan mengaji bersama santri anak-anak kecil hingga jam berbuka puasa.
Setelah itu, ia kembali membuka praktik memijat seusai shalat tarawih. Hal itu dilakoninya setiap hari.
Selain mengaji bersama santri anak-anak di mushala, tiap malam Jumat dan Selasa, ia juga mempunyai jadwal kegiatan mengaji secara daring.
Soni mengaku memanfaatkan teknologi informasi dengan menggelar pengajian secara daring.
Dia tak mematok apakah ada yang ikut pengajian daring bersamanya. Berapapun jumlah peserta pengajian daring, dia tetap sesuai jadwal istikomah mengaji setiap jam 20.30 WIB.
Biasanya setiap kali ia mulai membuka untuk kegiatan mengaji daring, ada sekitar 20 orang hingga 100 orang yang ikut pengajian.
Materinya juga beragam disesuaikan dengan tema. Misalnya, saat bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, hari santri kemudian tentang fiqih dan lainnya.
Sedangkan untuk yang pengajian di mushala, materinya terkait dengan Ramadan misalnya hal-hal yang bisa menghilangkan pahala puasa, apa saja yang membuat semangat berpuasa dan materi lainnya.
”Habis Salat Tarawih mengajar ngaji di grup pesantren daring. Ini malam Jumat dan Selasa. Bukan hanya saat Ramadan tapi hari biasa. Ramadan tetap lanjut, tidak ada perkecualian,” paparnya.
Di bulan Ramadan pun, waktu bersama keluarga juga tetap diutamakan. Ia pun tetap telaten mendengarkan hafalan ayat-ayat suci Al-Qur’an dari anaknya, Muhammad Alif Ramadan. Jika salah, ia pun langsung membenarkan.
Hafalan itu juga telah dilatihkan kepada anaknya sejak kecil. Anaknya yang kini duduk di bangku kelas 4 MI sudah hafal beberapa juz Al-Qur’an.
”Anak saya sejak umur empat tahun sudah saya kenalkan hafalan. Kelas dua MI sudah ikut lomba dan kebetulan langsung juara satu. Sampai sekarang kalau ada kegiatan (terkait dengan Al-Qur’an) pasti ikut,” katanya.
Soni bersyukur keluarga kecilnya mendukung langkah yang dilakukannya dengan tetap berdakwah memanfaatkan internet. Sang istri Yeni Rachmawati pun kerap mengantarnya jika dirinya ada acara di luar rumah.