Dari banyaknya fasilitas yang tersedia di atas lahan seluas 28.907 m² dan ditambah menjadi 36.000 m² yang berlokasi Jalan Jenderal Sudirman KM 3,2 Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotim.
Masjid Agung Wahyu Al-Hadi dan Islamic Center yang terlihat megah dari tampak luar, faktanya tak semegah jika dilihat dari dekat.
Pekarangan halaman yang terlihat gersang tak terawat, minim pepohonan, bangunan-bangunan fasilitas penunjang yang kurang terawat bahkan ketika memasuki lantai dua masjid, keramik lantai kotor dan berdebu.
Mirisnya, masjid yang dikatakan megah dan menjadi kebanggaan umat Islam di Kota Sampit malah terlihat memprihatinkan.
Lantai keramik di dalam areal masjid ditemukan banyak terangkat ke atas di beberapa titik dan sebagian keramik bergelombang.
Kondisi memprihatinkan sekaligus membahayakan juga terjadi di titian anak tangga menuju teras masjid yang miring dan pemilihan bahan keramik yang licin sehingga membuat banyak jemaah tergelincir meskipun sudah berhati-hati.
“Banyak jemaah yang tergincir saat mau berwudu, saya dan iman masjid saja sudah beberapa kali terpeleset kaki keseleo dan ada satu jemaah asal Pangkalan Bun yang ingin berwudu jadi korban, sampai fatal kakinya patah dibawa ke rumah sakit dan batal berangkat umrah,” sahut Hajjah Saudah, istri Imam Abdul Hadi Ahmad yang berada di sampingnya.
“Kalau lantai di dalam masjid itu sudah bertahun-tahun terangkat, mungkin sekitar tujuh tahun, belum ditangani. Kami pernah mengusulkan juga kurang begitu ditanggapi, jadi fokus menjalankan ibadah saja di masjid ini,” ujarnya.
Fakta yang cukup mengherankan, bangunan masjid terluas di Kota Sampit ini hanya memiliki dua pendingin ruangan (AC) dan delapan titik CCTV, enam petugas kebersihan dan empat petugas keamanan.
“Dulu ada 16 titik AC tapi ada yang rusak belum diperbaiki, sekarang yang aktif tinggal 8 titik dipasang tahun 2019 lalu. Kalau AC memang hanya dua, itupun jarang dihidupkan. Beda dengan masjid lain, yang ukurannya kecil saja tapi ACnya sampai ada lebih dari 10 unit,” ujar Imam Abdul Hadi.