Selesai salat tarawih dilanjutkan tadarus Quran yang pada malam itu hanya dilakukan oleh jemaah berusia muda bersuara merdu bernama Umam dan Fahmi secara bergantian.
Tak melihat keberadaan imam masjid, Radar Sampit kemudian menuju rumah imam yang berada di sisi utara masjid yang masih dalam kawasan masjid. Rumah mungil type 36 berwarna cat hijau itu mudah ditemukan. Putranya imam yang sedang duduk di teras mempersilakan masuk.
Sepasang suami istri terlihat duduk di ruang tengah baru saja menyelesaikan makan malamnya. Dialah Kiyai Haji Abdul Hadi Ahmad (75) yang menjadi imam tetap di Masjid Wahyu Al Hadi sejak tahun 2015 hingga sekarang. Didampingi istrinya, Hajjah Saudah (65), keduanya menyambut hangat maksud kedatangan Radar Sampit.
Haji Abdul Hadi Ahmad mengisahkan sekilas singkat perjalanan hidupnya sampai dipercaya Wahyudi Kaspul Anwar dan Supian Hadi untuk menjadi satu-satunya imam tetap di Masjid Agung Wahyu Al Hadi.
Nama Haji Abdul Hadi Ahmad semakin tersohor ketika ia berhasil mewakili Provinsi Kalteng mengikuti MTQ tingkat nasional di tahun 1974.
“Saya ini hanya orang dari keluarga sederhana yang dikenal karena kemampuan menjadi qori,” ucap pria asal Barabai, Provinsi Kalimantan Selatan.
Singkat cerita, setelah mendalami agama Islam di Pondok Pesantren Ibnul Amin Pemangkih tahun 1970-1974, Abdul Hadi Ahmad hijrah melanjutkan pendidikan agama S-1 di IAIN Palangka Raya selama 29 tahun sejak 1974 dan baru dinyatakan lulus menyandang gelar sarjana tahun 2003.
“Dulu tidak ada istilahnya mahasiswa yang drop out (DO), karena dari keluarga sederhana, ketika tidak cukup biaya, berhenti dulu, sambil mencari kerjaan. Istri saya inilah yang luar biasa mendukung dan menyemangati saya agar terus melanjutkan kuliah sampai lulus,” ucap Abdul Hadi yang sudah menjalani pernikahan selama 49 tahun bersama istri tercintanya.