Yayasan Masjid Raya Sampit kemudian membentuk Panitia Pembangunan Masjid Raya Sampit pada 3 Juni 2004. Kemudian, dilaksanakan peletakan batu pertama pada 30 Agustus 2004, bertepatan 15 Rajab 1425 Hijriah dan sejak saat itulah PT PP Dirganeka Cabang Kalimantan sebagai kontraktor pelaksana mulai bekerja menyelesaikan pembangunan.
Di awal pendiriannya ada beberapa pihak yang kurang setuju dibangun di Jalan Jenderal Sudirman KM 3,2, dengan alasan lokasi masih sangat sepi, masih hutan, dan jauh dari perkampungan penduduk.
Namun, Bupati Wahyudi Kaspul Anwar saat itu berkeyakinan bahwa Masjid Agung Wahyu Al Hadi dan Islamic Center sudah tepat dibangun di dekat Bundaran Balanga, karena di Jalan Jenderal Sudirman akan dibangun perkantoran pemerintah, sekolah, pusat olah raga, dan pemakaman umum. Sehingga akan menambah persebaran dan perluasan penduduk, tidak terfokus pada tepian Sungai Mentaya.
Pembentukan Yayasan Masjid Raya mengalami dinamika, karena dalam perjalanannya tidak sesuai dengan regulasi yang ada, sehingga dilakukan peninjauan kembali yang pada tataran selanjutnya berubah menjadi Badan Pengelola.
Begitu pula nama yang semula Masjid Raya Sampit, disesuaikan dengan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/812/Tahun 2014 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid, bahwa masjid pemerintah yang terletak di Ibu Kota kabupaten/kota disebut Masjid Agung, sedangkan penyebutan Masjid Raya termasuk masjid yang diresmikan pemerintah ditingkat provinsi, maka berubahlah Masjid Raya Sampit menjadi Masjid Agung Sampit.
Pemberian nama Masjid Wahyu Al Hadi merupakan perpaduan dua nama Bupati Periode 2000-2010 Wahyudi Kaspul Anwar dan kemudian pembangunan masjid dilanjutkan Supian Hadi Bupati Kotim 2010-2021 hingga pembangunan fisik selesai dirampungkan dan difungsikan pada Jumat, 24 September 2010 bertepatan 15 Syawal 1431 Hijriah dan ketika itu dihadiri Bupati Kotim Wahyudi Kaspul Anwar dan mengundang penceramah kondang Alm Kiyai Haji Zainuddin Hamidi MZ atau dikenal dengan julukan ‘Dai Sejuta Umat’ serta umat islam di Kota Sampit.