Program CSR Belum Maksimal, Sepakat Sawit Harus Membawa Manfaat untuk Rakyat

Dari Debat Perdana Kandidat Pilkada Kotim

Debat Pilkada Kotim
BAHAS SAWIT: Debat kandidat pertama Pilkada Kotim membahas sejumlah isu strategis, termasuk perkebunan sawit, Sabtu lalu. (HENY/RADAR SAMPIT)

Bantuan modal usaha itu, contohnya pemeliharaan hewan ternak seperti ayam, sapi, kambing yang sudah berjalan.

”Dan juga ada beberapa yang kami terapkan. Misalnya, untuk pengangkutan sawit dilakukan oleh masyarakat desa yang tergabung dalam koperasi yang melaksanakannya. Sehingga itu juga memberikan dampak positif membuka lapangan kerja dengan melibatkan masyarakat lokal,” ujar Halikin.

Bacaan Lainnya


Selanjutnya, Sanidin diberikan waktu untuk menanggapi pernyataan paslon lainnya.

”Kembali saya tegaskan, bahwa CSR menjadi salah satu yang dominan. Ada hal penting yang kami sampaikan bahwa. Ada perda tentang perlindungan tenaga kerja lokal,” kata Sanidin.

”Kami berharap nanti lapangan kerja yang muncul di perusahaan swasta. Kita mewajibkan ada 20 persen, tenaga kerja lokal yang harus diakomodir. Dengan demikian, keberadaan perkebunan sawit itu insya Allah akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal,” katanya.

Baca Juga :  Pesan di Bandung, Diutamakan Usia Produktif

Terkait pengawasan, lanjutnya, DLH Kotim punya peran dalam mengawasi dan memastikan kesinambungan ekosistem disekitar kawasan perkebunan sawit.

”Ekosistem di sekitar kawasan sawit harus diawasi jika ada pelanggaran. Saya kira ada regulasi yang mengatur tentang itu,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan perkebunan sawit dapat memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat. Namun, perusahaan dan masyarakat juga tetap memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan, terutama pengelolaan limbah sawit.

”Itu yang menjadi target kami saat kami memimpin nanti. Saya tidak ingin lagi mendengar ada rembesan limbah dari sawit, yang mungkin saja merusak lingkungan. Oleh karena itu, semua itu harus berjalan sesuai dengan regulasi yang ada,” ujarnya.

Siyono menambahkan, pihaknya mempunyai program yang dinamakan Kotim melayani. ”Kami melayani semua masyrakat. Bahwa perkebunan sawit itu bukan untuk orang lain tapi juga untuk masyarakat sekitar. Jadi, pemerataan satu desa dengan desa lainnya harus di akomodir dengan baik,” sahut Siyono.

Dengan memaksimalkan program CSR, masyarakat dapat merasakan dampak positif terutama desa yang belum tersentuh program CSR. (***/ign)



Pos terkait